Yap..ini adalah Chef Juna kecil ku...hehehe...bukan karena Mak nya ngefans
dengan Chef Juna juga sih, tapi memang anaknya suka sekali ikut-ikutan
masak, mengilustrasikan sedang masak saat mandi, bermain dan sebagainya.
Entah bermula darimana, mungkin karena dirumah hanya ada kami berdua
saat Papanya kerja sehingga apapun yang saya lakukan dia selalu
mengikuti termasuk dalam hal masak-memasak. Beberapa waktu yang lalu pun
sering kami bertiga menonton Master Chef Indonesia (sebuah kompetisi
memasak yang disiarkan stasiun televisi swasta) dan sekarang juga masih
sering menonton Master Chef Australia.
Tapi dia anak lelaki ? Iyah aku sadar, tapi aku pun pernah mengenal mata kuliah tentang gender dan setahuku beberapa pekerjaan yang dianggap feminin belum tentu expert dilakukan oleh perempuan.Terbukti banyak chef-chef terkenal adalah seorang berjenis kelamin laki-laki. So,
aku tidak menganggap itu suatu yang tabu saat anak laki-laki hobi
dengan kegiatan masak-memasak. Toh dia juga masih sangat suka dengan
bola, mobil-mobilan, kelahi-kelahian (sama mama dan papanya tentu),
robot-robotan dan permainan ala anak laki-laki lainnya.
Dulu sempat juga sih merasa kesal karena saat kita buru-buru masak eh malah diribetin, sayuran yang sudah dipotong-potong malah di berantakin, bahan-bahan yang memang dipisah malah dijadikan satu, pasti bikin geregetan dan sempat ngomel-ngomel juga. Tapi akhirnya lama-lama koq ya capek ya harus ngomel-ngomel
melulu. Lalu disadari juga kalau di usianya yang baru 33 bulan memang
lagi masa-masanya serba ingin tahu. Kami pun kemudian tidak pernah
melarang dia melakukan apapun bahkan memegang pisau sekalipun asal
dipastikan kalau pisaunya tidak terlalu tajam dan sebelumnya sudah
diberi instruksi bagaimana cara menggunakannya dengan aman sekaligus
juga diawasi. Beberapa waktu yang lalu juga sempat diberi hadiah kecil
dari papanya berupa gunting beneran karena dia suka sekali
gunting-menggunting sementara gunting mainannya yang dari plastik satu
set berisi macam-macam jenis mata gunting itu sudah rusak.
Masakan pertama Fachry (nama anak kami) adalah orak arik telur. Aku
ingat betul menggendong dia supaya lebih dekat dengan wajan sehingga dia
bisa menceplok dan mengorak arik telurnya sendiri. Hehe..dia
senang sekali sekaligus bangga sampai memakan habis hasil masakannya.
Lalu saya pun iseng menjahit topi chef dan celemeknya. Dia tentu saja
sangat suka. Setiap kali ke dapur pasti sudah siap dengan seragamnya.
Foto-foto tersebut diambil saat dia membantu masak sarapannya beberapa
hari yang lalu. Terbangun dari tidurnya dan dia mau sarapan dengan nasi
goreng. Langsung saja saya ajak masak. Kami pun seru-seruan di dapur.
Hidangan pun matang, siap disajikan. Papa yang masih tidur segera
dibangunkan untuk menyantap bersama-sama nasi goreng ala Fachry.
Hidangan ludes dimakan bertiga. Tak lupa kami beri pujian juga untuk
Fachry. Berterimakasih karena dia mau memasakkan hidangan itu dan
menghabiskan porsi makannya.
Kami tidak sedang
membentuknya menjadi chef. Kami hanya memfasilitasi apa-apa yang dia
suka. Kedepannya kami berharap dia bisa menentukan sendiri ingin
mempelajari apa sebagai pegangan hidupnya kelak. Kami akan terus
mendukung apapun pilihan hidupnya. Sebagai orang tua kami mencoba
berpikiran terbuka bahwa pendidikan bukan melulu tentang nilai raport di
sekolah. Bahkan kalau dia kelak memilih untuk tidak bersekolah di
sekolah formal pun kami siap menemaninya bersekolah dirumah. Untuk saat
ini karena dia belum genap tiga tahun kami pun masih enjoy
bermain-main dirumah. Sembari orang tua nya terus belajar apa-apa saja
yang dibutuhkan anak seusianya. Kadang kami bergabung dengan teman-teman
pelaku homeschooling untuk mengadakan field trip ke suatu tempat.
Menyenangkan bisa bertumbuh bersama anak.
Panaskan margarin secukupnya |
Masukkan bumbu, telur dan nasi, aduk rata |
Tradaaaaa...Nasi Goreng ala Chef Fahcry dah jadi.. Selamat menikmati |
keren
BalasHapusmantap kontol
BalasHapus