Jumat, 12 April 2013

Chef Juna ku

  Yap..ini adalah Chef Juna kecil ku...hehehe...bukan karena Mak nya ngefans dengan Chef Juna juga sih, tapi memang anaknya suka sekali ikut-ikutan masak, mengilustrasikan sedang masak saat mandi, bermain dan sebagainya. Entah bermula darimana, mungkin karena dirumah hanya ada kami berdua saat Papanya kerja sehingga apapun yang saya lakukan dia selalu mengikuti termasuk dalam hal masak-memasak. Beberapa waktu yang lalu pun sering kami bertiga menonton Master Chef Indonesia (sebuah kompetisi memasak yang disiarkan stasiun televisi swasta) dan sekarang juga masih sering menonton Master Chef Australia.
          Tapi dia anak lelaki ? Iyah aku sadar, tapi aku pun pernah mengenal mata kuliah tentang gender dan setahuku beberapa pekerjaan yang dianggap feminin belum tentu expert dilakukan oleh perempuan.Terbukti banyak chef-chef terkenal adalah seorang berjenis kelamin laki-laki. So, aku tidak menganggap itu suatu yang tabu saat anak laki-laki hobi dengan kegiatan masak-memasak. Toh dia juga masih sangat suka dengan bola, mobil-mobilan, kelahi-kelahian (sama mama dan papanya tentu), robot-robotan dan permainan ala anak laki-laki lainnya.
        Dulu sempat juga sih merasa kesal karena saat kita buru-buru masak eh malah diribetin, sayuran yang sudah dipotong-potong malah di berantakin, bahan-bahan yang memang dipisah malah dijadikan satu, pasti bikin geregetan dan sempat ngomel-ngomel juga. Tapi akhirnya lama-lama koq ya capek ya harus ngomel-ngomel melulu. Lalu disadari juga kalau di usianya yang baru 33 bulan memang lagi masa-masanya serba ingin tahu. Kami pun kemudian tidak pernah melarang dia melakukan apapun bahkan memegang pisau sekalipun asal dipastikan kalau pisaunya tidak terlalu tajam dan sebelumnya sudah diberi instruksi bagaimana cara menggunakannya dengan aman sekaligus juga diawasi. Beberapa waktu yang lalu juga sempat diberi hadiah kecil dari papanya berupa gunting beneran karena dia suka sekali gunting-menggunting sementara gunting mainannya yang dari plastik satu set berisi macam-macam jenis mata gunting itu sudah rusak.
       Masakan pertama Fachry (nama anak kami) adalah orak arik telur. Aku ingat betul menggendong dia supaya lebih dekat dengan wajan sehingga dia bisa menceplok dan mengorak arik telurnya sendiri. Hehe..dia senang sekali sekaligus bangga sampai memakan habis hasil masakannya.  Lalu saya pun iseng menjahit topi chef dan celemeknya. Dia tentu saja sangat suka. Setiap kali ke dapur pasti sudah siap dengan seragamnya.
    Foto-foto tersebut diambil saat dia membantu masak sarapannya beberapa hari yang lalu. Terbangun dari tidurnya dan dia mau sarapan dengan nasi goreng. Langsung saja saya ajak masak. Kami pun seru-seruan di dapur. Hidangan pun matang, siap disajikan. Papa yang masih tidur segera dibangunkan untuk menyantap bersama-sama nasi goreng ala Fachry. Hidangan ludes dimakan bertiga. Tak lupa kami beri pujian juga untuk Fachry. Berterimakasih karena dia mau memasakkan hidangan itu dan menghabiskan porsi makannya.
      Kami tidak sedang membentuknya menjadi chef. Kami hanya memfasilitasi apa-apa yang dia suka. Kedepannya kami berharap dia bisa menentukan sendiri ingin mempelajari apa sebagai pegangan hidupnya kelak. Kami akan terus mendukung apapun pilihan hidupnya. Sebagai orang tua kami mencoba berpikiran terbuka bahwa pendidikan bukan melulu tentang nilai raport di sekolah. Bahkan kalau dia kelak memilih untuk tidak bersekolah di sekolah formal pun kami siap menemaninya bersekolah dirumah.  Untuk saat ini karena dia belum genap tiga tahun kami pun masih enjoy bermain-main dirumah. Sembari orang tua nya terus belajar apa-apa saja yang dibutuhkan anak seusianya. Kadang kami bergabung dengan teman-teman pelaku homeschooling untuk mengadakan field trip ke suatu tempat. Menyenangkan bisa bertumbuh bersama anak.


Panaskan margarin secukupnya
Masukkan bumbu, telur dan nasi, aduk rata

Tradaaaaa...Nasi Goreng ala Chef Fahcry dah jadi.. Selamat menikmati

2 komentar: