Sabtu, 09 Maret 2013

Saya Memilih Untuk Bahagia !

                Setelah membaca sebuah artikel di situs Indscript Creative , yang lagi-lagi tentang salah satu klien Personal Branding Agencynya, seorang meditator muda bernama Adjie Silarus, saya jadi sadar dan memutuskan untuk terus menjadi bahagia. B A H A G I A..yah..BAHAGIA. Saya seorang ibu muda dengan seorang balita tanpa asisten rumah tangga dengan segudang keinginan yang meluap-luap dalam passion bisnis, menulis, crafting dan segala hal yang ingin saya pelajari. Saya pun merupakan praktisi homeschooling untuk balita kami, so saya harus bahagia agar semua berjalan dengan ringan. Saya tidak bilang lancar, karena dunia memang tidak semulus paha Cherrybelle (mengutip kata Anggun C Sasmi di X Factor, hehehe), pasti adalah satu dua hal kerikil yang melintang di jalan. Namun saat kita sudah memilih untuk bahagia insyaAllah semua masalah dapat menjadi ringan. Aamiin.
            Dari banyak survey sering disebut bahwa ibu rumah tangga lebih rentan terhadap stress dibanding dengan ibu bekerja. Mungkin benar, karena ibu rumah tangga lebih sering berkutat dengan lingkungan yang monoton dan pekerjaan yang monoton, bersama orang yang itu-itu saja dan lebih sering berada di dalam rumah. Namun saya jadi ingat saat masih menjadi ibu bekerja pun saya rentan terhadap stress karena terus menerus memikirkan bayi saya yang berada di tempat penitipan, dengan stok asi perah yang menipis sementara kebutuhan bayi semakin meningkat, ditambah stress terhadap beban pekerjaan, saat sampai dirumah pun masih harus stress kejar tayang menyiapkan asi perah buat bekal bayi keesokan harinya. Stress itu semakin tinggi hingga tiap hari saya hanya bisa menangis hingga puncaknya pada pengambilan keputusan untuk mengundurkan diri dari kantor. Lega sekali karena itu semua terjadi setelah saya pasrahkan kepadaNya untuk apa yang terjadi esok. Benar saja, besoknya semua berjalan sesuai rencana, meski sedih juga saat pengasuh mengatakan tidak bersedia dititipi bayiku lagi apabila tidak diberi tambahan sufor, namun saat itu suamiku mendengar sendiri dan akhirnya memaklumi kalau saya memilih resign demi asi ekslusif bayi kami.
            Setelah beberapa lama menjalani peran baru sebagai full time mom tak jarang kejenuhan masih mampir melanda, meski disibukan pula dengan mengurusi sebuah online shop tapi tetap saja kadang masih jenuh. Maka saya pun mencari kesibukan-kesibukan yang lain sembari mengasuh si kecil. Kadang perasaan tidak bahagia itu muncul saat sesuatu terjadi tidak sesuai keinginan kita dan kita tidak bisa menerima hal tersebut. Maka benar adanya kalau kebahagiaan itu kita yang menentukan, kita yang memilih. Saat hati ikhlas menerima semua kenyataan yang ada maka kekecewaan sirna, kita bisa memetik hikmah setiap kejadian tersebut dan kebahagiaanpun bisa dirasakan. Kebahagiaan haruslah tanpa syarat, karena saat kebahagiaan itu bersyarat dan tidak tercapai maka terjadilah ketidakbahagiaan. Ibu rumah tangga adalah orang yang harus selalu bahagia karena ia sumber cahaya bagi keluarganya, saat ibu bahagia maka suami bahagia, anak-anak bahagia. Keluarga bahagia menjadi keluarga yang sehat jasmani rohani. Anggota keluarga yang bahagia mampu menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dalam menjalani hidup. Mari kita selalu bahagia wahai para Ibu rumah tangga. Salam Bahagia !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar