Selasa, 26 Maret 2013

Eksotisme Taman Nasional Baluran

      Ini adalah perjalanan wisata pertama kami yang cukup menegangkan. Menegangkan karena baru pertama kali dan berangkat malam hari dengan supir yang sama-sama belum tahu daerahnya. Kami hanya berbekal google map dan belum memiliki buku panduan. Menelusuri Surabaya - Bangil- Pasuruan- Probolinggo- Paiton - Pasir Putih - Situbondo- Batangan ( Gerbang Taman Nasinal Baluran). Melewati jalan raya yang kanan kirinya hanya ada hutan, dari selepas Isya hingga tiba saat lepas Shubuh. Begitu melihat Gerbang Taman Nasional Baluran, kami pun riang. Namun ternyata perjuangan belum berhenti sampai disana. Kami masih harus menempuh perjalan ke dalam hutan, dengan lintasan tanah berbatu sepanjang 12 km untuk mencapai lokasi pertama yaitu Bekol. Meskipun demikian aksesbilitas menuju TN Baluran termasuk cukup mudah karena adanya jalan raya lintas propinsi yang menghubungkan Pulau Bali dan Banyuwangi dengan Surabaya yang melintasi kawasan Taman Nasional Baluran.
        Kesempatan untuk melihat langsung keindahan "Little Africa" ini datang dari komunitas Homeschooling di kota kami, Klub Sinau. Saya pribadi baru mendengar nama TN Baluran ini dari teman sekamar kost saya saat kuliah. Kebetulan ia mahasiswi Pariwisata sehingga sering mengunjungi tempat-tempat wisata di Indonesia. Saat melihat foto-fotonya di TN Baluran dalam hati saya berharap kelak bisa mengunjungi langsung tempat tersebut. Setelah kurang lebih lima tahun ternyata impian itu akhirnya terwujud juga.


           Di Bekol kami disuguhi pemandangan alam yang indah dan udara pagi yang sejuk. Rasa lelah akibat menempuh perjalanan jauh lenyap begitu saja. Tak jemu rasanya memandang kejauhan yang elok, sangat kontras dengan pemandangan sehari-sehari di kota kami. Bekol ini sering juga disebut dengan savana. Disinilah Africa van Java. Selanjutnya kami segera bergegas menuju Pantai Bama. Telat memang, karena harusnya kami bisa menikmati sunrise yang indah. Dari Bekol menuju Bama menempuh perjalan 3 km menggunakan mobil Ranger milik petugas TN Baluran yang memandu kami. Dalam perjalanan kami disuguhi pemandangan hewan-hewan yang bebas beraktifitas diataranya kera,  rusa, merak, dan banteng.

 
           Kawanan rusa sedang menikmati sarapan paginya. Seru rasanya kami bisa membaur dengan para hewan di alam bebas seperti ini. Meski tidak semua hewan mau menampakkan dirinya pada kami. Beberapa hewan seperti kera nampak sudah begitu akrab dengan manusia. Mereka rupanya mengincar barang bawaan kami. Mereka mengira tas-tas kami berisi makanan untuk mereka. Semua akibat ulah manusia yang suka memberi makan pada mereka. Sehingga mereka yang harusnya bisa survive di alam liar menjadi ketergantungan pada manusia. Akibatnya mereka selalu mengincar bawaan kami. Beberapa orang dari rombongan kami pun sempat menjadi korbannya.Untungnya Bapak Petugas yang memandu kami berhasil menakut-nakutinya dengan senapan anginnya.

           Di Pantai Bama selain dapat menikmati indahnya lautan lepas, snorkling menikmati keindahan terumbu karang dan ikan-ikan kecil yang lucu-lucu, diving, naik perahu, kita juga bisa menikmati kesejukkan hutan bakau. Ada berbagai jenis tanaman bakau disana. Kita bisa menelusuri mangrove trail. Bakau disini merupakan bagian dari hutan konservasi sehingga amat terlarang untuk membawa pulang tanaman bakau meski sangat kecil. Keindahan pemandangan bakau ini sangat eksotis, menyerupai sabuk yang melingkari gunung Baluran.
            Perjalanan kami memang sungguh singkat, beberapa tempat ini hanyakan secuil dari keseluruhan TN Baluran itu sendiri. Savanah Bekol, Pantai Bama dan Hutan Mangrove ini merupakan tiga tempat legendaris yang umum dicapai pengunjung. Masih banyak titik-titik lain yang sangat eksotis dan masih perawan. Entahlah kapan kami bisa berkunjung kesana lagi. Maih berharap bisa kembali karena pengalaman ke TN Baluran itu benar-benar menakjubkan. Bangga dengan Indonesia ku ! (fotografi by my lovely hubby, Lukytho Adi)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar