Kamis, 06 Juni 2013

Pentingnya Kemasan Sebuah Produk

sumber gambar

      Tidak bisa dipungkiri bahwa packaging/kemasan dari produk kita dapat menjadi hal penting yang harus kita perhatikan. Seperti istilah "dari mata turun ke hati", calon konsumen kita akan melihat kemasan produknya terlebih dahulu. Maka kemasan produk akan menjadi penentu apakah konsumen akan mencoba dan akhirnya setia pada produk kita atau berlalu begitu saja saat melihat produk tersebut. Kemasan yang mencolok, dengan nama merk jelas, biasanya lebih mudah diingat oleh konsumen dan dianggap lebih bermutu. Padahal sebenarnya, belum tentu kualitas produk tanpa kemasan bagus itu lebih rendah dibandingkan yang dikemas menarik.
      “Itulah dampak dari cara penyajian sebuah produk. Konsumen menilai layak tidaknya harga dan kualitas sebuah produk dari kemasannya,” ujar Veronica Ratna Ningrum, WomanMarketer yang juga pemilik PT Masterindo Multiguna, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi marketing. Menurut Veronica, desain kemasan produk adalah salah satu unsur yang seharusnya tidak diabaikan oleh para pebisnis. Secara psikologis, penampilan yang menarik akan mengundang lebih banyak perhatian dari orang lain, dan secara umum hal ini juga berlaku untuk produk barang maupun jasa. “Menyiapkan kemasan sebuah produk, perlu direncanakan dengan teliti. Sebab ini menyangkut tentang bagaimana Anda bisa memenangkan perhatian konsumen dan melekatkan image produk Anda dalam benak mereka,” ujar Veronica lagi.
      Veronica, yang telah sukses membuat menarik kemasannya melalui Personal Branding Agency, Indscript Creative ini mengatakan bahwa ada beberapa unsur yang menurutnya penting untuk diperhatikan saat membuat perencanaan kemasan produk antara lain adalah:
  1. Warna. Warna memiliki efek besar terhadap aspek emosional konsumen. Itu sebabnya, setiap perancang kemasan maupun desainer, sangat memperhatikan pengaruh warna terhadap sebuah produk. Warna merah dan kuning, misalnya. Dua warna itu kerap digunakan dalam kemasan makanan atau warna dinding restoran, sebab dapat membantu memancing selera makan. Sementara warna biru dan hijau, kerap digunakan dalam kemasan makanan sehat atau organik, karena menimbulkan kesan natural serta menyehatkan.
  2. Desain. Pemilihan bentuk kemasan, turut mempengaruhi kesan yang ditimbulkan. Perhatikanlah desain botol parfum dari merk-merk ternama. Akan terlihat bahwa mereka tidak sembarangan menentukan desain botol dan kotak pembungkusnya. Setiap botol menimbulkan kesan tertentu sesuai dengan citra yang diinginkan. Misalnya kesan elegan, berkharisma, ceria, dan sebagainya.
  3. Logo. Logo seringkali dianggap remeh oleh pemilik bisnis. Padahal sebenarnya, logo memiliki kekuatan untuk menimbulkan kesan tersendiri bagi konsumen. Sebuah kotak kemasan kue yang putih polos, akan tampil mewah dan elegan hanya dengan tempelan logo berdesain indah yang dicetak pada stiker warna emas. Sebaliknya, logo yang terlalu rumit, bisa menimbulkan kesan berantakan dan berat.
  4. Bahan. Pemilihan bahan turut menentukan sisi estetika kemasan. Pertimbangkanlah jenis materialnya; seperti mika, kertas, kain. Pertimbangkan pula motif serta asesoris pendukung, agar dapat menunjang penampilan produk kita.
    Tentunya kita dapat mengkonsultasikan pula mengenai kemasan produk kita pada konsultan marketing yang kita percayai, tak terkecuali pada seorang konsultan marketing handal, Veronica ratna Ningrum.

Bagaimana Konsumen Menilai Produk Anda

sumber gambar
     Jika Anda pergi berbelanja, cobalah bandingkan harga sebuah apel Fuji yang dikemas dengan styrofoam warna merah jambu, dengan apel lokal yang ditumpuk begitu saja. Coba pula bandingkan harga deterjen bubuk yang kemasannya putih sederhana, dengan yang kemasannya berwarna cerah dan menarik. Bandingkan harganya, dan amati perilaku konsumen yang membeli produk tersebut.
     Anda pasti akan melihat bahwa meskipun produknya sama atau nyaris serupa, namun harga bisa berbeda jauh. Apel Fuji yang berwarna semu kemerahan itu terlihat lebih menarik, dan harganya sedikit lebih mahal daripada apel biasa yang tanpa kemasan. Demikian pula dengan deterjen bubuk. Kemasan yang mencolok, dengan nama merk jelas, biasanya lebih mudah diingat oleh konsumen dan dianggap lebih bermutu. Padahal sebenarnya, belum tentu kualitas produk tanpa kemasan bagus itu lebih rendah dibandingkan yang dikemas menarik.
     “Itulah dampak dari cara penyajian sebuah produk. Konsumen menilai layak tidaknya harga dan kualitas sebuah produk dari kemasannya,” ujar Veronica Ratna Ningrum, WomanMarketer yang juga pemilik PT Masterindo Multiguna, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi marketing.
     Menurut Veronica, desain kemasan produk adalah salah satu unsur yang seharusnya tidak diabaikan oleh para pebisnis. Secara psikologis, penampilan yang menarik akan mengundang lebih banyak perhatian dari orang lain, dan secara umum hal ini juga berlaku untuk produk barang maupun jasa. “Menyiapkan kemasan sebuah produk, perlu direncanakan dengan teliti. Sebab ini menyangkut tentang bagaimana Anda bisa memenangkan perhatian konsumen dan melekatkan image produk Anda dalam benak mereka,” ujar Veronica lagi.
     
Beberapa unsur yang menurutnya penting untuk diperhatikan saat membuat perencanaan kemasan produk antara lain adalah:
  1. Warna. Warna memiliki efek besar terhadap aspek emosional konsumen. Itu sebabnya, setiap perancang kemasan maupun desainer, sangat memperhatikan pengaruh warna terhadap sebuah produk. Warna merah dan kuning, misalnya. Dua warna itu kerap digunakan dalam kemasan makanan atau warna dinding restoran, sebab dapat membantu memancing selera makan. Sementara warna biru dan hijau, kerap digunakan dalam kemasan makanan sehat atau organik, karena menimbulkan kesan natural serta menyehatkan.
  2. Desain. Pemilihan bentuk kemasan, turut mempengaruhi kesan yang ditimbulkan. Perhatikanlah desain botol parfum dari merk-merk ternama. Akan terlihat bahwa mereka tidak sembarangan menentukan desain botol dan kotak pembungkusnya. Setiap botol menimbulkan kesan tertentu sesuai dengan citra yang diinginkan. Misalnya kesan elegan, berkharisma, ceria, dan sebagainya.
  3. Logo. Logo seringkali dianggap remeh oleh pemilik bisnis. Padahal sebenarnya, logo memiliki kekuatan untuk menimbulkan kesan tersendiri bagi konsumen. Sebuah kotak kemasan kue yang putih polos, akan tampil mewah dan elegan hanya dengan tempelan logo berdesain indah yang dicetak pada stiker warna emas. Sebaliknya, logo yang terlalu rumit, bisa menimbulkan kesan berantakan dan berat.
  4. Bahan. Pemilihan bahan turut menentukan sisi estetika kemasan. Pertimbangkanlah jenis materialnya; seperti mika, kertas, kain. Pertimbangkan pula motif serta asesoris pendukung, agar dapat menunjang penampilan produk Anda.
Press Release VR/III-04/30-Mei/2013

Rabu, 05 Juni 2013

Tips Mempersiapkan Business Plan

sumber gambar
     Setiap orang yang hendak menjalankan sebuah bisnis, perlu mempersiapkan rencananya dengan matang, melalui sebuah Business Plan. Sebab, tanpa adanya perencanaan yang teliti, besar kemungkinan bisnis tersebut mudah gulung tikar atau tidak mampu bertahan lama. Dunia bisnis adalah dunia yang sarat dengan tantangan. Memiliki produk bagus saja tidak cukup. Memiliki mental baja pun tidak selalu menjadi kunci keberhasilan. Kita memerlukan informasi yang cukup tentang segmen pasar yang dituju, berikut perencanaan menyeluruh bagi bisnis yang akan dijalankan.
     Veronica Ratna Ningrum, seorang Konsultan Marketing yang sudah cukup lama menggeluti dunia marketing terutama di sektor perbankan ini, memaparkan sejumlah tips penting saat mempersiapkan sebuah Business Plan:
  1. Pahami terlebih dahulu tipe klien serta kesesuaiannya dengan produk Anda. Dengan mendeskripsikan secara jelas tentang produk dan segmen klien yang hendak dituju, Anda akan memiliki gambaran yang jelas tentang prospek pemasaran produk tersebut.
  2. Kenali siapa kompetitor Anda. Setiap usaha, seunik apapun, pasti berpeluang mengundang kompetisi. Untuk itu, Anda perlu memahami siapa saja yang menjadi kompetitor Anda, seperti apa kualitas produk mereka, apa kelebihan dan kekurangan mereka. Deskripsikan dengan jelas tentang apa kelebihan yang Anda miliki, baik dari segi produk, layanan, pemasaran, dan sebagainya. Lalu bandingkan, dan tetapkan strategi yang paling pas agar produk Anda bisa bersaing di pasaran.
  3. Deskripsikan dengan jelas tentang bisnis Anda; mulai dari lokasi, sektor yang digarap, bentuk produk dan layanan, modal dan investasi lainnya, analisa pasar, proyeksi laba atau kembalinya modal, manajemen, dan strategi pemasarannya.
  4. Buatlah Business Plan dengan rapi dan profesional. Gunakan jasa seorang konsultan marketing untuk membantu mempersiapkan Business Plan tersebut sebaik mungkin. Business Plan yang rapi, mudah dibaca dan dipahami, serta jelas parameternya, akan menjadi penentu awal sukses tidaknya sebuah bisnis.
  5. Jika bisnis Anda memerlukan tambahan dana dari para penyedia bantuan modal, konsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan marketing Anda tentang untung ruginya, serta sumber penyedia modal yang paling tepat. Bantuan modal umumnya mensyaratkan timbal balik, jadi pastikan bahwa perusahaan Anda dapat memberikan solusi yang memuaskan, baik bagi penyedia modal maupun bagi bisnis Anda sendiri.
  6. Terakhir, Veronica yang juga adalah CEO dari PT Masterindo Multiguna ini menyarankan, selalu siapkan alternatif, untuk mengantisipasi jika perencanaan pertama mengalami hambatan. Dalam dunia bisnis, hambatan bisa muncul secara tak terduga. Untuk itu, selalu siapkan payung sebelum hujan, dengan cara mempersiapkan Business Plan Anda secermat mungkin.
 Press Release VR/III-03/22-Mei/2013

Selasa, 04 Juni 2013

Siapa Pelanggan Utama Anda?

     Memahami karakteristik pelanggan utama adalah salah satu syarat kesuksesan sebuah bisnis. Demikian yang dikatakan oleh Veronica Ratna Ningrum. Veronica adalah seorang WomanMarketer yang telah sukses menangani berbagai program marketing bagi sejumlah lembaga perbankan, baik bank nasional maupun bank asing.
sumber gambar
     Veronica yang juga CEO dari PT Masterindo Multiguna yang bergerak di bidang konsultan marketing ini, mengatakan lebih lanjut, “Memahami karakteristik pelanggan ini sangat penting, sebab tanpa itu, kita tidak mungkin dapat menentukan strategi marketing dan memberikan layanan terbaik bagi mereka.”
Menurut Veronica, ada sejumlah karakteristik pelanggan utama yang perlu diketahui oleh setiap pelaku bisnis, yakni:
  • Informasi dasar tentang pelanggan: siapa mereka, kisaran usia, kisaran penghasilan, lokasi tempat tinggal, atau lokasi bisnisnya. Milikilah database pelanggan yang tersistem dengan rapi, yang berisi semua informasi dasar tersebut beserta alamat kontak mereka. Kontak mereka dibutuhkan untuk tetap dapat berinteraksi dengan baik dan memberikan informasi terkini tentang sesuatu yang baru dari perusahaan Anda.
  • Bidang atau bisnis yang mereka jalankan, termasuk siapa saja klien mereka, dan bagaimana mereka menjalankan bisnis tersebut. Dengan demikian, Anda akan tahu layanan jasa atau produk seperti apa yang tepat bagi mereka.
  • Hal-hal yang mereka sukai. Masing-masing pelanggan memiliki kesukaan atau hobi yang unik. Jika kita memahami apa yang mereka sukai, akan mudah untuk merancang program rewards atau program marketing lainnya guna membentuk loyalitas pelanggan.
  • Problem yang mereka hadapi. Setiap pebisnis, termasuk kita, tidak semata-mata menawarkan sebuah produk atau jasa kepada konsumen. Namun kita juga menawarkan solusi bagi problem yang dihadapi pelanggan. Dengan memahami problem mereka, kita dapat merancang program maupun produk yang lebih tepat.
       Bagi Veronica, memahami siapa pelanggan utama bisnisnya, adalah bagian yang tak terpisahkan dari prinsip menjadikan konsumen sebagai raja. Lulusan Universitas Kristen Indonesia (UKI) jurusan Manajemen yang meneruskan ilmu hingga ke Illinois-AS ini, senantiasa menekankan perlunya memperhatikan kebutuhan konsumen dan memberikan layanan terbaik. “Sebab sukses tidaknya sebuah bisnis, sangat tergantung dari cara kita menghadapi konsumen,” 
 Press Release VR/III-01/30-Apr/2013

Bagaimana Mempersiapkan Sebuah Business Plan?

sumber gambar
     Dalam memulai sebuah bisnis tentunya kita harus membuat persiapan yang matang melalui sebuah business plan yang detil dan terukur. Ini semua agar bisnis kita mampu bertahan lama dan tangguh menghadapi egala tantangan di hadapannya. Selain tentunya produk yang bagus dan mental yang kuat, kita juga perlu mengetahui hal yang jelas tentang segmen pasar yang menjadi sasaran kita dan perencanaan-perencanaan yang menyeluruh bagi kelangsungan bisnis kita.
         Seperti yang dipaparkan Veronica Ratna Ningrum dalam press release Personal Branding Agency, Indscript Creative, bahwa untuk membuat sebuah business plan pun diperlukan persiapan diantaranya :
  1. Kita harus memahami tipe segmen pasar kita dan kesesuaiannya dengan produk kita agar kita memiliki gambaran yang jelas mengenai prosepek pemasaran produk kita.
  2. Kita harus mengenali siapa saja kompetitor kita, bagaimana kualitas produk mereka, kelebihan dan kekurangan mereka, kelebihan yang kita miliki dan perbandingannya dengan kompetitor agar kita bisa menetapkan strategi yang paling tepat agar produk kita mampu bersaing dipasaran.
  3. Kita harus mendeskripsikan dengan jelas tentang bisnis kita; mulai dari lokasi, sektor yang digarap, bentuk produk dan layanan, modal dan investasi lainnya, analisa pasar, proyeksi laba atau kembalinya modal, manajemen, dan strategi pemasarannya.
  4. Gunakanlah jasa seorang konsultan marketing untuk membantu mempersiapkan Business Plan kita sebaik mungkin karena akan berpengaruh sebagai penentu awal kesuksesan bisnis kita.
  5. Jika bisnis kita memerlukan tambahan dana dari para penyedia bantuan modal, konsultasikan terlebih dahulu dengan konsultan marketing tentang untung ruginya, serta sumber penyedia modal yang paling tepat. Bantuan modal umumnya mensyaratkan timbal balik, jadi pastikan bahwa perusahaan dapat memberikan solusi yang memuaskan, baik bagi penyedia modal maupun bagi bisnis kita sendiri.
  6. Veronica Ratna Ningrum yang juga adalah CEO dari PT Masterindo Multiguna ini menyarankan, selalu siapkan alternatif, untuk mengantisipasi jika perencanaan pertama mengalami hambatan. Dalam dunia bisnis, hambatan bisa muncul secara tak terduga. Untuk itu, selalu siapkan payung sebelum hujan, dengan cara mempersiapkan Business Plan kita secermat mungkin.